Nomer Hp : 087758200899
E-mail : rendramahar@gmail.com
Facebook : http://facebook.com/rendramahar
Website : http;//sego-tiwul.blogspot.com
Untuk menceritakan sejarah tentang Punung perlu menarik garis zaman yang sangat panjang jauh ke belakang, entah ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Tidak berlebihan untuk mengatakan hal itu, beberapa penelitian arkeologi telah mengungkapkan kehidupan pada zaman prasejarah di kawasan pegunungan kapur ini. Terdapat beberapa situs purbakala lainya yang pada umumnya merupakan gua. Banyak temuan yang mengindikasikan kehidupan pada zaman mesolitikum di dataran ini, ada kapak berimbas, mata panah yang terbuat dari batu alam dan bahkan tengkorak manusia purba. Untuk kata "Punung" banyak spekulasi yang mengatakan dari akronim "pucuk gunung" (bahasa jawa) yang berarti di atas gunung, tidak ada salahnya sebutan ini jika melihat kondisi geografisnya. Dalam hal pemerintahan, dimasa kolonial Belanda, Punung pernah menjadi Kawedanan. Sebuah status administrasi pemerintahan yang membawahi tiga Kecamatan.
Salah satu tempat untuk mendapatkan tiwul di Pacitan adalah Restoran Sari Laut Bu Gandos. Terletak di Jalan Solo - Pacitan km 5, restoran ini menawarkan menu nasi putih, nasi tiwul dan masakan sea food sederhana yang lezat dengan harga murah. Yang menjadi primadona adalah perpaduan nasi tiwul dengan sayur kalakan ikan hiu. Tunggu dulu, ikan hiu? Terus terang YogYES sempat agak ragu untuk mencoba, namun kapan lagi ada kesempatan merasakan sensasi perpaduan tiwul dengan daging ikan hiu?
Tiwul yang berwarna kecoklatan terasa pera (tidak lembek), agak kenyal dan sedikit manis. Awalnya singkong dikupas, dicuci, dan dikeringkan hingga menjadi gaplek. Tepung gaplek kemudian diperciki sedikit air hingga berbentuk butiran-butiran kecil, kemudian dikukus. Voila, jadilah nasi tiwul yang memiliki rasa dan tekstur khas. Meski rendah kandungan proteinnya, namun singkong memiliki kandungan glukosa dan kaya akan kalori dan hidrat arang sehingga menjadi salah satu makanan sumber tenaga.
Di restoran Bu Gandos, tiwul disajikan bersama dengan sayur kalakan ikan hiu. Potongan ikan dimasak dalam kuah santan yang pedas, mirip dengan mangut. Siraman kuahnya membuat tekstur tiwul yang pera menjadi lebih mudah ditelan. Jangan khawatir, Anda tidak sedang berpartisipasi dalam pemusnahan hiu. Ikan yang dimasak bukanlah hiu yang sebenarnya melainkan memiliki bentuk mirip ikan hiu. Bila suka, Anda juga bisa menambahkan sambal terong atau lalapan lengkap dengan sambal mentahnya. Tersedia juga berbagai jenis ikan goreng sebagai lauk. Hmmmm, rasanya benar-benar mantap! Anda bisa menikmatinya sambil lesehan dengan pemandangan yang menghadap langsung ke arah Pantai Teleng Ria yang indah.
Jam Buka
Senin - Minggu: 08.00 AM - 05.00 PM
Pantai Banyu Tibo, Letak di Area Donorojo, Desa Widoro perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Timur . Akses jalan menuju Pantai tersebut lumayan bagus , kendaraan roda 4 aja bisa masuk ke Area Pantai Banyu Tibo. Area Pantai Banyu Tibo ini cukup menarik dan terkesan indah . Area Pasir putih yang menawan di hiasi akan bebatuan indah mirip dengan sebuah ukiran di kayu.
Barangkali sudah tidak asing lagi bagi kita melihat komunitas sepeda bermunculan dimana-mana. Tapi komunitas bersepeda yang satu ini lain daripada yang lain. Model sepeda yang tanpa pedal kayuh, tanpa sadel dan ukuran ban yang beda mencolok antara depan dan belakang menjadi ciri khasnya. Apalagi kalau dilihat dari cara mengandarainya, yang nyaris mirip gerakan pocong berjalan seperti dalam film-film hantu Cina. Sepeda yang dari negeri asalnya dikenal dengan Bounce Bike ini mereka sebut Sepeda Mentul.
Dengan semakin banyaknya event-event bersepeda, menjadikan komunitas ini makin dikenal, serta menjadi ajang memperkenalkan cara baru berolahraga. Komunitas ini biasa nongkrong di Alun-Alun Kota Pacitan pada Minggu padi atau di sekitar Jalan Lintas Selatan Ruas Pacitan-Kebonagung pada sore hari. Bagi yang mau gabung dengan komunitas ini ditunggu, dan bisa langsung dating ke markas Mentulholic Pacitan di Desa Sukoharjo-Pacitan.
Terbita dari : http://petoeng.blogspot.com/2011/01/komunitas-sepeda-mentul-pacitan.html
Letak geografis..
Kabupaten Pacitan mempunyai luas wilayah 1.389,87 Km2 yang kondisi alamnya sebagian besar terdiri dari bukit-bukit yang mengelilingi kabupaten. Sedangkan wilayah kota Pacitan yang merupakan inti atau pusat pemerintahan berupa dataran rendah. Selebihnya berupa daerah pantai yang memanjang dari sebelah barat sampai timur di bagian selatan.
Pacitan adalah kecamatan yang menjadi ibukota Kabupaten Pacitan, provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Pacitan adalah denyut nadi pemerintahan dan perekonomian kabupaten pacitan secara keseluruhan. Lansekap kota Pacitan terletak di lembah, di tepi Teluk Pacitan dan dialiri sungai Grindulu yang membentang dari wilayah selatan menuju pantai Teleng Ria.
Kabupaten Pacitan terletak di pantai selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah. Daerah Pacitan sebagian besar adalah berbukit tandus dan berupa tanah kapur. Letak Geografis Pacitan berada antara 1100 55′ - 1110 25′ BUjur Timur dan 70 55′ - 80 17′ LIntang Selatan.
Nasi Tiwul
Sambel trasi dengan lalapan daun kemangi, kemudian dicampur dengan lauk lele goreng, dengan satu porsi nasi tiwul. Nasi yang sudah jarang sekali dinikmati oleh masyarakat Pacitan ini adalah merupakan maskan khas daerah pacitan sejak dulu. Nasi Tiwul adalah hasil olahan dari tepung ubi kayu (cassava) melalui proses tradisional, yaitu tepung cassava ditambahkan air hingga basah dan dibentuk butiran-butiran yang seragam dengan ukuran sebesar biji kacang hijau dan dikukus selama 20-30 menit.
Tiwul adalah makanan pokok sebagai pengganti beras yang berasal dari singkong. Disaat musim kemarau, berbondong-bondong petani menanam singkong, hal ini dikarenakan tanah mereka sulit untuk mendapatkan air disaat musim tersebut. Daripada tanah dibiarkan kosong mlompong, lebih bermanfaat ketika mereka menanaminya dengan ketela. Setelah ketela dipanen, umur sekitar 60 sampai 90 hari, kulit ketela dikupas. setelah itu dikeringkan. Jadilah gaplek yang bisa disimpan sampai berbulan bulan. Para petani tidak akan khawatir jika kemarau panjang melanda selama mereka masih meyimpan gaplek dirumahnya. dari gaplek itulah dijadikan tiwul. Memang kandungan kalori tiwul masih tidak bisa menandingi beras, namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras. Konon nasi tiwul bisa mencegah penyakit maag, perut keroncongan dan lain sbg-nya. Cita rasa gaplek sangat khas dan unik.
Pantai selanjutnya adalah Pantai Watu Karung. Pantai yang terletak di desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku ini adalah pusatnya para nelayan mencari ikan. Nelayan – nelayan dengan perahu tradisional banyak ditemui disini. Begitu air surut, kita bisa berjalan ketengah lautan sampai pinggir palung lho. kira-kira 50 meter-an dari garis pantai normal, namun kita juga perlu waspada adanya tidal wave (atau ombak kejut) lewat. Masih banyak pantai – pantai yang lain, seperti Pantai Klayar yang menawarkan keindahan batu karangnya,Pantai Buyutan, Kali Uluh, dan sederet nama – nama objek wisata lainnya yang mempesona. Selamat datang di Pacitan, Kota Pariwisata.
Wisata Sejarah lainnya di Kabupaten Pacitan berupa Peninggalan Prasejarah yang terletak di Desa Mantren, Kecamatan Punung. Terdapat berbagai situs kapak batu dan lain-lain.
Source :http://pacitantourism.comMonumen itu tadinya adalah sebuah rumah yang dipergunakan sebagai Markas Gerilya oleh Jenderal Sudirman selama 3 (tiga) bulan, dalam mengatur dan mengendalikan Perang Gerilya di tahun 1949.
The house is located in Sobo, Pakis Baru Village Nawangan Subdistrict, around 45 kilometres the north of the town. That house was usedas a based during General Sudirman struggling for about 3 months to control his mas Agresi War II in 1949. Jl. Yos Sudarso 1
Pacitan, Jawa Timur, Indonesia
Jl. Mayjen Panjaitan 26.
Pacitan, Jawa Timur, Indonesia
Jl. Thamrin 35
Pacitan, Jawa Timur, Indonesia
Jl. Jend. A. Yani 63
Pacitan, Jawa Timur, Indonesia
Menyikapi fenomena tersebut, lanjut bupati, pengelolaan sumberdaya laut memerlukan beberapa strategi. Salah satunya penyelesaian konflik dengan sistem peringatan dini dan tanggap dini. Selain itu, juga harus dilakukan pemantauan penataan dan penegakan hukum. "Sehingga perlu evaluasi secara konsisten sesuai peraturan perundangan yang ada," imbuh bupati.
Untuk merealisasikannya, pemkab mulai melakukan berbagai cara dan upaya. Yakni, memberlakukan monitoring dengan sistem pengawasan masyarakat (siswasmas). Dalam konteks ini, masyarakat diharapkan berperan aktif dalam mengawasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya laut secara bertanggung jawab. ''Saat ini, sudah terbentuk 16 kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas)," tandas H. Suyono.
Dijelaskan, pokmaswas tersebut dibentuk di sejumlah desa yang memiliki wilayah laut. Para relawan di kelompok itu terdiri dari tokoh masyarakat, nelayan dan petani ikan. Tugasnya, melakukan pengawasan dan bertugas melaporkan kepada aparat penegak hukum jika mengetahui terjadinya tindak pidana di bidang kelautan.
Hal senada juga diungkapkan Indartato, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pacitan, selain membentuk kelompok pengawas masyarakat, juga tengah menggodok draft raperda tentang pengelolaan kawasan pesisir. Sebab, dalam raperda itu terdapat rancangan produk hukum yang mengatur tentang tata cara pemanfaatan sumber daya laut secara arif dengan tetap memperhatikan kelestariannya. "Harapan kita, tidak terjadi eksploitasi sumberdaya laut secara serampangan," jelasnya.
Lebih lanjut, Indartato mengungkapkan, Pacitan memiliki garis pantai sepanjang 70,71 kilometer dengan wilayah laut seluas 524 kilometer persegi. Tentu saja, kondisi itu memiliki potensi cukup besar dalam bidang perikanan. Sehingga, kekayaan alam itu merupakan peluang sekaligus tantangan pemkab untuk memanfaatkan sumberdaya alam laut secara optimal.
Terlebih, dari aspek hukum, kemandirian daerah juga kian besar. Hal itu menyusul diterbitkannya undang-undang nomor 32 tahun 2004. Dimana bidang kelautan dan perikanan merupakan urusan pilihan yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah otonom.
Pacitan Online, - Pantai Srau berada di desa Candi, wilayah Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, yang bisa ditempuh perjalanan dengan jarak sekitar 25 km ke arah barat kota Pacitan. Pantai Srau dapat dicapai dengan transportasi umum atau kendaraan pribadi.
Pantai ini merupakan pantai yang indah dam memiliki pasir putih. srau adalah tempat yang sangat cocok untuk menghabiskan waktu dengan memancing, berjemur, berenang dan kegiatan wisata lain. Wisatawan dapat melakukan kegiatan rekreasi dengan menikmati pemandangan pantai.
Pantai Srau Ini memiliki pemandangan ombak laut yang mempesona, dengan hantaman ombak dan pasir putih. Pemandangan yang indah yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memanjakan pengunjung.
Sepanjang pantai, terdapat berbagai batu warna-warni yang bersinar jika tersorot teriknya matahari. Memancing sambil menikmati alam laut yang terhampar luas, membuat relax wisatawan. Daun kelapa yang melambai tertepa angin laut membuat pengunjung merasakan keindahan pantai yang sempurna.
English
Srau beach is located in the village temple, the District Pringkuku, Pacitan, which can be taken away by a distance of about 25 km to the west of the town of Pacitan. Srau Beach can be reached by public transport or private vehicle.
This beach is a beautiful beach has white sand dams. Srau is the perfect place to spend time with fishing, sunbathing, swimming and other tourism activities. Tourists can enjoy recreational activities with views of the beach.
Beach Srau It has stunning views of the ocean waves, with waves and white sand blow. Beautiful scenery that is equipped with facilities that pamper visitors.
Along the coast, there are a variety of colorful stones if highlighted brightly shining sun. Fishing while enjoying the ocean that lay wide nature, make you relax tourists. Waving palm leaves which the sea breezes make visitors feel the beauty of the perfect beach.
(pacitan.biz)
Pacitan (www.pacitan.biz) -PEMPROV Jatim Siap membantu penanganan bencana tanah gerak di Kabupaten Pacitan. Untuk Saat ini pemprov bersama DPRD sedang membahas penyusunan anggaran kegiatan tersebut. Demikian dikatakan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Syahrul Arifin kepada wartawan di Pacitan, Rabu siang.